Risiko Kesehatan Anak Akibat Kurang Aktivitas Fisik, Orang Tua Harus Waspada

  • Jul 29, 2024
  • Rahmatia Malik
  • Kesehatan, Pemerintahan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kembali mengingatkan pentingnya aktivitas fisik bagi anak-anak. Berdasarkan data terbaru, ada beberapa risiko kesehatan yang dapat timbul jika anak-anak kurang bergerak dan beraktivitas fisik.

Anak-anak yang kurang aktivitas fisik berisiko mengalami masalah kesehatan serius. Berikut adalah empat risiko utama yang perlu diwaspadai:

  1. Pertumbuhan Tulang Terhambat Kurangnya aktivitas fisik dapat menghambat pertumbuhan dan pembentukan tulang, terutama pada masa pertumbuhan anak usia 9 hingga 12 tahun. Masa ini disebut sebagai masa emas pertumbuhan tulang, sehingga penting bagi anak untuk tetap aktif.

  2. Obesitas Aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan anak-anak berisiko lebih tinggi mengalami obesitas. Aktivitas fisik secara rutin membantu mengurangi risiko ini, baik selama masa kanak-kanak maupun ketika mereka dewasa nanti.

  3. Depresi dan Gangguan Kecemasan Aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Bergerak dan berolahraga dapat membantu tubuh melepaskan hormon yang menimbulkan rasa senang, sekaligus mengurangi risiko depresi dan gangguan kecemasan pada anak-anak.

  4. Diabetes Tipe 2 Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko anak-anak mengembangkan diabetes tipe 2. Dengan berolahraga, sel otot menjadi lebih sensitif terhadap insulin, yang membantu mengontrol kadar gula dalam tubuh.

Komunitas Sehat Holistik Muna Barat sebuah komunitas yang peduli dengan kesehatan holistik, mendukung penuh inisiatif Kementerian Kesehatan ini. "Kami mengajak seluruh orang tua untuk mendorong anak-anak mereka beraktivitas fisik lebih banyak. Kesehatan anak adalah investasi masa depan," ujar Ketua  Komunitas Sehat Holistik Muna Barat.

Beberapa cara sederhana untuk meningkatkan aktivitas fisik anak antara lain mengajak mereka bermain di luar, bersepeda, berenang, atau bahkan berjalan kaki bersama keluarga. Selain itu, orang tua juga dapat mengatur waktu layar (screen time) anak agar tidak berlebihan.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengunjungi situs web resmi Kementerian Kesehatan atau menghubungi layanan kesehatan terdekat.